
Selama hidup ini, tidak pernah terpikirkan olehku mempunyai sebuah kamar praktek dan memakai baju berwarna putih dalam dunia pekerjaanku. Begitu pula teman-temanku tidak pernah menyangka bahwa saya akan menjadi seseorang yang mempunyai kharisma dan dihormati oleh orang lain, karena sejak sekolah dulu saya belum pernah menunjukkan geliat bakal menjadi seorang penyembuh. Kini telah nyata bahwa saya telah menjadi seorang psikosin yaitu psikolog dan sinshe.
Nama psikosin terlahir dimana saya terdorong oleh kesulitan orang-orang memanggil sebutanku apakah saya lebih baik dipanggil sebagai seorang psikolog atau seorang sinshe, atau kedua-duanya. Adapun yang mengira bahwa profesi psikolog itu sama dengan profesi sinshe, padahal berbeda. Oleh dasar itu, maka saya menamakan sebutanku sebagai psikosin, yaitu psikolog dan sinshe, namun tidak menutup kemungkinan orang-orang memanggil saya secara terpisah, yaitu psikolog atau sinshe.
Menjadi seorang psikosin bukanlah merupakan impian terbesar saya sejak kecil, saya belum pernah mempunyai cita-cita seperti itu. Disamping itu juga saya belum pernah menunjukkan ciri-ciri seperti seorang penyembuh. Memang perlu diakui bahwa saya mempunyai sifat penolong yang besar serta tidak peduli dengan kasus apapun itu, seperti menolong/memisahkan anak-anak yang berkelahi, menolong orang yang kesulitan, membantu orang memecahkan masalah hidupnya, mendengarkan curahan hati orang, menemani orang yang dikucilkan oleh lingkungan sekeliling. Memang saya senang membantu orang, itulah sebabnya saya sering disebut sebagai seorang teman yang baik.
Setelah saya lulus sekolah maka tiba saatnya menuju perjalanan jauh untuk mencari jati diri. Di saat itulah saya banyak mengalami kebimbangan jiwa, seperti berpindah-pindah dari satu universitas ke universitas lainnya jadi selama ini saya telah pernah menekuni 7 universitas. Saya pernah mencoba untuk mengambil beberapa jurusan yang memang banyak prospek ke depannya seperti komputer dan ekonomi, namun jurasan itu tidaklah berkenan ke dalam hati saya, kemudian saya mencoba untuk mengambil jurusan filsafat, namun motivasi saya masih kurang kuat sehingga saya memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan itu. Sampai akhirnya saya mengkaji kembali seluk beluk kepribadianku selama ini yang suka membantu orang yang lemah, berteman dengan orang yang lemah dan yang dikucilkan serta memberikan pencerahan solusi kepada orang yang membutuhkannya. Saya juga terkenal oleh beberapa kalangan sebagai seorang pendengar dan pemberi solusi yang efektif, maka atas dasar itu saya mencoba untuk mengambil jurusan psikologi dan akhirnya saya mampu melanjutkan pendidikan itu sampai ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu S2 (Strata-2) dan akhirnya saya dinobatkan sebagai seorang psikolog.
Tidak lama kemudian, keinginan saya mengenai penyakit dan obat-obatan itu timbul begitu saja dalam benak saya, padahal saya belum pernah memiliki ketertarikan terhadap hal-hal itu sebelumnya. Saya mulai tertarik untuk mengunjungi toko buku agar saya dapat mempelajari bagaimana cara kerja tubuh manusia, asal mulanya penyakit dan bagaimana penyakit itu dapat berkembang di dalam tubuh serta cara penangannya. Akhirnya saya berniat untuk mengambil pendidikan pengobatan alternatif, seperti pengobatan akupunktur, refleksi dan pijat pengobatan sebagai langkah untuk merealisasikan keingintahuanku mengenai dunia pengobatan dan ternyata saya mampu menyelesaikan pendidikan formal ini sehingga saya kembali mendapatkan satu gelar kehormatan, yaiu seorang sinshe.
Kini saya telah terlanjur menjadi seorang psikosin, yaitu psikolog dan sinshe. Pakaian saya adalah berwarna putih, Tempat usaha saya disebut oleh orang-orang sebagai tempat praktek, Saya mempunyai suster (asisten) yang juga membawa baju putih. Saya telah menjelma sebagai seorang penyembuh secara langsung maupun tidak langsung. Saya sendiri maupun orang-orang terdekatku pun tidak pernah berpikir bahwa saya akan menjadi seperti ini, namun saya kurang peduli terhadap penilaian orang-orang lain lagi. Saat ini, tujuan terbesar saya adalah menyembuhkan dan membahagiakan semua orang. Mutlak.
Keutuhan pada diri sendiri seseorang diukur dengan tingkah lakunya, bukan profesinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar